Senin, 07 November 2011

Review novel 5 CM Donny Dirghantoro


sampul buku 5 cm
Yap sekarang saya bakal mencoba mengupas sebuah buku lagi, kali ini giliran buku sakti yng berjudul “5 CM” karangan bro Donny Dhirgantoro.  Ini adalah salah satu buku best seller di Indonesia yang sudah lama terbitnya, jadi ini bukan buku baru.
Pertama-tama, kenapa saya sebut ini buku sakti? pasti bukan cuma asal ngomong yang jelas. Yap karena buku ini adalah sebuah novel yang sangat menginspirasi saya dalam menjalani hari-hari saya selanjutnya, memberikan keberanian, dorongan dan kekuatan dalam hidup, suwerrr bukan asal ngomong ini. Hrusnya jika dulu saya sudah punya blog pasti saya sudah mereview buku ini dari dulu.
Untung dulu saya baca buku ini, buku bersampul hitam elegan ini dengan tulisan 5cm putih di tengahnya ini saya temukan di sebuah toko buku di B*ntaro Plaza, tertarik dengan sampul dan sedikit kupasan di cover belakangnya akhirnya saya keluarin duit buat bawa pulang ntu buku, setelah sah menjadi milik saya, dikosan segera saya baca.
Jadi begini garis besar ceritanya..
Bersitting di Jakarta, ada lima sahabat yang telah menjalin persahabatan selama tujuh tahun dimuali dari masa SMA. Mereka adalah Arial yang ganteng kayak saya dan berbadan atletis sehingga sama yang lain dijulukin Rambo, Riani sebagai satu-satunya wanita dalam kelompok itu, Zafran yang cungkring dan suka berlagak seperti seorang penyair, Ian yang paling subur badannya, dan Genta yang dianggap sebagai leader dalam kelompok itu. Mereka selalu menjalani hari-hari bersama, nongkrong di rumah Arial atau di SMA mereka sekalipun mereka sudah lulus. Memiliki kegemaran yang aneh-aneh mulai dari mengunjungi kafe dari yang termahal dan yang termurah, sampai menonton layar tancap. Hingga suatu saat dimana karena setiap hari mereka bertemu ceria dan tertawa bersama akhirnya mereka merasa jenuh antara satu sama lain, dan di saat seperti itu, mereka memutuskan untuk tidak saling bertemu dan berkomunikasi selama tiga bulan baik itu hanya SMS sekalipun.
“Udah berapa sering sih shit deja vu kita?”
“Banyak!”
“Kita bosen kali ya, kemana-mana berlima mulu…”
“Gue sih nggak pernah bosen sama kalian.”
“Bukan sama orang-orangnya, tapi sama ‘kita’-nya.”
Dimana saat itulah mereka menemukan hal-hal baru yang memperkaya hidup mereka sebelumnya, walaupun juga mereka selalu tersiksa karena teringat sahabat-sahabatnya. Banyak kejutan yang terjadi setelah 3 bulan mereka tidak betemu. Dan akhirnya pertemuan setelah tiga bulan yang penuh dengan rasa kangen akhirnya dirayakan dengan sebuah perjalanan. Dimana sebuah perjalanan ini penuh dengan keyakinan, cita-cita, mimpi, dan cinta. Perpisahan dan perjalanan yang mereka lewati ini ternyata telah membuat mereka menjadi manusia yang sesungguhnya, tidak hanya seonggok daging yang hanya bisa bicara, berjalan, dan punya nama.
Si Pengarang
Novel karangan Donny Dhirgantoro ini memberikan kepada para pembaca suatu ajakan untuk lebih mencintai tanah air yang kaya ini dengan segala keterbatasannya.dari sisi penokohan dalam cerita ini cukup spesifik membuat pembaca seolah-olah kenal dengan mereka. Walaupun konflik dalam cerita ini kurang, tetapi cerita ini merupakan cerita yang mantap-jaya karena ringan dan mudah dipahami.  Yang paling saya sukai adalah saat perjalanan  dari Jakarta ke Malang (ngapain mereka ke Kota Malang, Baca aja sendiri,,) dalam penceritaan seolah-olah saya diajak untuk masuk ke dalam suasana gerbong, angkot, jeep dan suasana lainnya yang mereka lalui hingga mereka tiba di puncak Mahameru. Yap perjalanan mereka adalah mendaki gunung atau tanah tertinggi pulau jawa. Sungguh mantap pendeskripsian tempatnya.. Kehebatan Bro Donny pun terlihat dalam cerita, banyak terdapat lirik-lirik lagu mancanegara,  indonesia dan kata-kata filsuf Yunani jaman dahulu yang dikupas penuh makna, menunjukkan kepada para pembaca bagaimana makna hidup itu dan bagaimana kita menjalani hidup ini dengan sebaik-baiknya. Dalam menbaca buku ini berhati-hatilah anda karena emosi anda akkan dipermainkan, muli dari kelucuan kekompakan dan keharuan yang bisa membuat pembacanya menitikkan air mata.
Yap saya membaca buku itu sudah 5 kali dari tahun 2006 sampai 2010 ini dan merupakan satu-satunya buku yang pernah saya baca lebih dari tiga kali, dan setiap saya ada keinginan untuk membaca lagi, saya ambil buku itu lagi dan mecuplik di bagian yang saya ingin baca, benar jika buku ini secara tidak langsung juga mengubah cara pandang saya tentang hidup, karena kadang  untuk mewujudkan suatu mimpi perlu sebuah usaha yang lebih dari biasanya untuk mencapai apa yang kita inginkan.
sedikit cuplikan halaman bagian akhir-akhirnya bukunya ini :
“Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kening kamu. Dan… sehabis itu yang kamu perlu… cuma…”
“Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak berbuat dari biasanya, mata yang akan menatap lebih banyak dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas.”
“Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja….”
“Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya….”
“Serta mulut yang akan selalu berdoa….”
“Dan kamu akan selalu dikenang sebagai seorang yang masih punya mimpi dan keyakinan, bukan cuma seonggok daging yang hanya punya nama. Kamu akan dikenang sebagai seorang yang percaya pada kekuatan mimpi dan mengejarnya, bukan seorang pemimpi saja, bukan orang biasa-biasa saja tanpa tujuan, mengikuti arus dan kalah oleh keadaan. Tapi seorang yang selalu percaya akan keajaban mimpi keajaiban cita-cita, dan keajaiban keyakinan manusia yang tak terkalkulasi dengan angka berapa pun… Dan kamu nggak perlu bukti apakah mimpi-mimpi itu akan terwujud nantinya karena kamu hanya harus mempercayainya.”
“Percaya pada… 5 centimeter di depan kening kamu.”
Anda harus baca buku ini sendiri dan temukan kesaktian buku ini…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar